Distosia Persalinan – Gejala, Penyebab, Biaya, & Penanganannya
Persalinan adalah hal yang dinantikan setiap ibu hamil. Sayangnya, pada beberapa kasus distosia persalinan yang menghambat proses kelahiran tersebut.
Persalinan macet atau distosia adalah kondisi di mana terdapat kendala yang memperpanjang proses kelahiran bayi, baik itu karena terlalu sempitnya panggul atau besarnya ukuran bayi.Â
Nah, lalu apa sebenarnya distosia? Serta berapakah biaya persalinan distosia yang diperlukan? Jangan khawatir, pada artikel kali ini, Duitpintar akan mengulasnya untuk kamu.
Biaya persalinan distosia
Biaya persalinan distosia bisa menjadi masalah tersendiri bila seseorang tidak mengetahuinya. Nah, lalu berapa kisarannya?
Namun sebelum membicarakan besaran biaya persalinan distosia, kamu perlu tahu bahwa distosia hanya memerlukan prosedur kelahiran yakni operasi caesar dan persalinan pervaginam (normal).Â
Berikut kisaran biaya persalinan distosia dengan operasi normal di beberapa rumah sakit.
- Eka Hospital BSD Tangerang Selatan dengan biaya mulai dari Rp15.550.000
- Eka Hospital Cibubur Bogor dengan biaya mulai dari Rp4.750.000
- MRCCC Siloam Hospitals Semanggi Jakarta dengan biaya mulai dari Rp13.000.000
- Rumah Sakit PELNI Jakarta Barat dengan biaya mulai dari Rp7.400.000
- Mitra Keluarga Kemayoran Jakarta Barat dengan biaya mulai dari Rp16.545.000
- RS Happy Land Medical Center Yogyakarta dengan biaya mulai dari Rp6.500.000
- RS Sentra Medika Langut Indramayu dengan biaya mulai dari Rp4.250.000
- RSI Masyithoh Bangil dengan biaya mulai dari Rp2.325.000
- RS Humana Prima Bandung dengan biaya mulai dari Rp6.000.000
Jangan lupa, sebelum memutuskan ingin ke rumah sakit mana, pastikan kamu menggunakan asuransi kesehatan yang meng-cover biaya persalinan. Pastikan juga asuransi tersebut bekerja sama dengan rumah sakit yang kamu tuju.
Apa itu distosia persalinan?
Lalu apa yang dimaksud distosia persalinan? Distosia persalinan adalah suatu kondisi di mana proses kelahiran terhambat karena adanya beberapa alasan yang salah satunya adalah karena ukuran bayi terlalu besar. Â
Distosia persalinan lebih mungkin terjadi pada ibu yang baru pertama kali melahirkan. Durasi melahirkan yang biasanya berkisar 12-18 jam bisa berlangsung hingga 20 jam dalam kondisi distosia.
Walaupun lebih kecil peluangnya, tetapi persalinan macet bisa terjadi pada ibu yang sudah pernah melahirkan. Bedanya, lama waktu distosia persalinan adalah sekitar 14 jam saja.Â
Gejala distosia persalinan
Setelah mengetahui pengertian dan biaya penanganan medis untuk persalinan distosia, selanjutnya kamu perlu tahu kriteria atau gejala-gejala kondisi ini.
Kriteria distosia pada suatu persalinan adalah berdasarkan gejala yang terlihat oleh dokter yaitu the turtle sign. Gejala ini ditandai dengan kepala bayi yang sudah keluar, tetapi tidak disertai dengan badan bayi secara utuh.Â
The turtle sign mengindikasikan adanya kondisi distosia bahu yang kemudian akan diberikan prosedur tindak lanjut dari tenaga medis.
Jenis distosia persalinan
Distosia persalinan sendiri dapat terbagi menjadi 2 jenis sebagai berikut.
Distosia servikalis
Distosia servikalis terjadi karena kontraksi tidak secara efektif membuat leher rahim membesar. Hal tersebut menyebabkan jalan lahir bayi tidak terbuka sempurna sehingga membutuhkan tindakan tertentu.Â
Distosia bahu
Sedangkan distosia bahu adalah kondisi di mana kepala bayi sudah terlihat tetapi bahunya mengalami kesulitan untuk keluar. Keadaan ini tentunya membuat waktu persalinan berjalan lebih lama.Â
Penyebab distosia persalinan
Terdapat 3 tanda distosia persalinan yakni power, passage dan passenger.Â
Power (tenaga)
Dalam hal ini, distosia persalinan bisa disebabkan karena tenaga dorongan dari ibu yang kurang kuat sehingga mengakibatkan munculnya kendala persalinan macet
Passage (jalan lahir)
Jalan lahir meliputi mulut rahim dan panggul. Jika kondisi panggul kurang lebar dan dan bukaan tidak sempurna, maka distosia persalinan akan terjadi.Â
Passenger (bayi)
Ukuran bayi juga berpengaruh terhadap lancarnya proses persalinan. Pasalnya, bayi dengan ukuran di atas 4 kg berpotensi menimbulkan distosia persalinan.
Oleh sebab itu, ukuran bayi hendaknya tidak melebihi 3,5 kg agar tidak memicu persalinan macet nantinya.
Prosedur diagnosis distosia persalinan
Lalu bagaimana cara mengetahui indikasi adanya distosia persalinan pada ibu hamil?Â
Pada umumnya, tidak ada pemeriksaan khusus guna mendeteksi adanya persalinan macet. Namun dokter akan mengecek durasi kontraksi serta bukaan jalan lahir saat persalinan akan berlangsung.
Nah, seberapa sering dan besarnya kontraksi bisa diketahui dengan menempatkan Intrauterine Pressure Catheter Placement (IUPC) di dalam rahim ibu.Â
Selain itu, dokter juga akan memantau denyut jantung bayi dengan menggunakan Electronic Fetal Monitoring (EFM) guna meminimalisasi risiko distosia persalinan.Â
Faktor risiko distosia persalinan
Nah, selain penyebab, distosia persalinan juga memiliki banyak faktor risiko untuk diwaspadai. Berikut faktor-faktornya.
- Primipara (wanita yang melahirkan untuk pertama kalinya)
- Tinggi badan ibu hamil di bawah 150 cm
- Ibu memiliki riwayat distosia bahu sebelumnya
- Ibu memiliki diabetesÂ
- Penggunaan obat penambah kontraksi saat proses induksiÂ
- Penggunaan vakum atau forsep dalam persalinan normal
- Usia kehamilan lebih dari 41 minggu
- Ansietas ibu (kecemasan menjelang persalinan)
- Usia ibu hamil yang di atas 35 tahun
- Kehamilan multipel (bayi kembar)
- Panggul yang sempit
- Infeksi intrauterin (infeksi karena pecahnya ketuban)
Penanganan distosia persalinan
Distosia persalinan membutuhkan beberapa tindakan khusus agar risiko kelahiran dapat diminimalisasi.Â
Nah, dokter dapat mengambil beberapa langkah penanganan melalui prosedur berikut ini.
1. Operasi caesar
Distosia persalinan dikarenakan ukuran bayi terlalu besar dapat diatasi dengan prosedur caesar. Pada beberapa kasus, operasi caesar menjadi satu-satunya jalan agar ibu dan bayi selamat.
2. Prosedur vakum
Prosedur vakum dilakukan karena adanya kondisi CPD (Cephalopelvic Disproportion). CPD adalah suatu kondisi di mana terjadi ketidaksesuaian ukuran kepala bayi dan panggul ibu sehingga bayi harus ditarik keluar menggunakan vakum.Â
3. Pemberian oksitosin
Pada kasus di mana ibu tidak memiliki tenaga untuk mengejan, dokter akan memberikan obat oksitosin.Â
Oksitosin sendiri bekerja dengan cara menambah kontraksi sehingga bayi dapat lahir dengan lebih cepat.
4. Penggunaan forsep
Berbeda dengan vakum, forsep digunakan bila ibu masih memiliki sedikit tenaga untuk mengejan.Â
Cara kerjanya kurang lebih adalah menarik tubuh bayi dengan masih memanfaatkan dorongan dari ibu.
Komplikasi distosia persalinan
Meskipun kasus distosia persalinan dapat ditangani dengan berbagai prosedur sebagaimana dijelaskan di atas, tetapi distosia sendiri dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi sebagai berikut.Â
Bagi ibu, distosia persalinan bisa mengakibatkan hal-hal di bawah ini.Â
- Pendarahan
- Ruptur perineum (robeknya vagina karena tekanan kuat saat melahirkan)
- Ruptur serviks (leher rahim robek)
- Pergeseran sendi sakroiliaka
- Fistula (kencing terus menerus keluar karena kandung kemih berlubang akibat terlalu banyak mengejan)
- Robekan pada dinding rahimÂ
Sedangkan bagi janin, komplikasi yang dapat disebabkan oleh distosia persalinan adalah sebagai berikut.Â
- Cedera brachial pleksus (cedera saraf karena saraf tertekan)
- Pneumotoraks (paru-paru kempis karena udara menekan paru-paru)
- Keretakan tulang selangkaÂ
- Kerusakan otak karena kekurangan oksigen
- Meninggalnya bayi jika kepala sudah keluar tetapi dalam 5-10 menit badannya tidak segera dikeluarkan
- Cedera bahu atau bagian tubuh lain karena proses kelahiran distosia
Pentingnya asuransi
Setelah menyinggung mengenai biaya persalinan distosia hingga gejala dan penyebabnya, tentu kamu paham bahwa terdapat banyak risiko kesehatan yang tidak diketahui di masa depan.
Nah, risiko-risiko tersebut sebenarnya dapat diminimalkan dengan memiliki proteksi perlindungan berupa asuransi kesehatan yang memberikan jaminan biaya perawatan medis di rumah sakit.
Dengan fiturnya yang beragam, kamu dapat mencairkan klaim asuransi dengan mudah dan mendapatkan manfaat pertanggungan sebagaimana tertera pada polis asuransi.
Selain asuransi kesehatan dasar, kamu juga bisa membeli asuransi melahirkan sebagai manfaat tambahan. Asuransi ini dapat memberikan pertanggungan yang lebih optimal bila mengalami persalinan distosia.
Nah, itulah ulasan mengenai distosia persalinan dan berbagai prosedur penanganannya.Â
Meskipun distosia hampir tidak dapat dihindari, tetapi kamu dapat meminimalkan risikonya dengan rutin melakukan pemeriksaan saat kehamilan.
FAQ
Ada berapa jenis distosia persalinan?
Terdapat dua jenis distosia persalinan yaitu distosia persalinan dan distosia bahu.
Distosia servikalis terjadi karena kontraksi tidak cukup kuat sementara distosia bahu terjadi karena ukuran bayi yang terlalu besar.Â
Bagaimana langkah penanganan distosia bahu?
Langkah penanganan distosia dapat dilakukan melalui prosedur berikut ini.
- Memberikan tekanan pada perut.
- Meminta ibu untuk melakukan posisi menekuk dua kaki dengan posisi lutut ke arah dada.
- Memutar atau menggeser posisi bahu bayi.
- Dilakukannya operasi bedah episiotomi agar bahu memiliki dapat bergerak.
Apa saja faktor risiko yang mempengaruhi distosia?
Faktor risiko berikut ini bisa meningkatkan kemungkinan distosia persalinan pada ibu.
- Primipara (wanita yang melahirkan untuk pertama kalinya)
- Tinggi badan ibu hamil di bawah 150 cm
- Ibu memiliki riwayat distosia bahu sebelumnya
- Ibu memiliki diabetesÂ
- Penggunaan obat penambah kontraksi saat proses induksiÂ
- Penggunaan vakum atau forsep dalam persalinan normal
- Usia kehamilan lebih dari 41 minggu
- Ansietas ibu (kecemasan menjelang persalinan)
- Usia ibu hamil yang di atas 35 tahun
- Kehamilan multipel (bayi kembar)
- Panggul yang sempit
- Infeksi intrauterin (infeksi karena pecahnya ketuban)
Apa saja prosedur diagnosis distosia persalinan?
Prosedur diagnosis persalinan dapat dilakukan melalui beberapa pemeriksaan yaitu USG perut, pemeriksaan fisik dan respons kepada augmentasi persalinan (proses perangsangan rahim).