Kanker Kolorektal: Gejala, Penyebab, dan Diagnosisnya
Ada berbagai macam jenis kanker di dunia ini, salah satunya kanker kolorektal. Kanker kolorektal dikenal sebagai kanker kolon, kanker rektum, atau kanker usus. Hal tersebut bergantung pada dimana kanker tumbuh.Â
Simak informasi lengkap untuk mengenal kanker kolorektal, gejala, penyebab, pengobatan, hingga cara mencegahnya.
Mengenal kanker kolorektal
Kanker kolorektal adalah kanker ganas yang tumbuh pada kolon (usus besar) atau rektum (bagian bawah usus besar yang terhubung ke anus). Kanker kolorektal ini bisa berawal dari usus besar saja atau bahkan menyebar hingga ke rektum, maupun sebaliknya.
Kolon merupakan bagian terpanjang dari usus besar, sedangkan rektum adalah bagian kecil paling akhir, beberapa inci dari usus besar sebelum anus.Â
Adapun fungsi dari keduanya, yaitu kolon membantu menyerap cairan dan memproses limbah tubuh berupa feses, sedangkan rektum berperan sebagai tempat penyimpanan feses sementara.
Umumnya, kanker kolorektal berawal dari polip usus atau jaringan yang tumbuh secara tidak normal pada dinding dalam kolon atau rektum. Polip yang berubah menjadi kanker tergantung pada jenis polip itu sendiri, sehingga tidak semua polip dapat berkembang menjadi kanker.
Kanker kolorektal sendiri terbagi ke dalam lima jenis, yaitu sebagai berikut.
- Adenokarsinoma. Sebagian besar bahkan hampir 96% kanker kolorektal yang paling sering terjadi adalah jenis adenokarsinoma. Kanker ini muncul dari sel yang menghasilkan lendir untuk melumasi bagian dalam kolon dan anus.
- Tumor karsinoid, yaitu jenis kanker kolorektal yang menyerang sel-sel pembuat hormon di usus.Hampir separuh dari tumor ganas usus halus adalah jenis ini. Jenis tumor perut ini sering ditemukan pada rektum dan apendiks.
- Tumor stroma gastrointestinal (GIST), yaitu jenis kanker kolorektal yang menyerang sel-sel khusus dinding kolon atau biasa disebut interstitial Cajal. Tumor ini menyerang traktus digestivus yang berasal dari sel ganglion myenteric. Biasanya, tumor stroma gastrointestinal ditemukan pada bagian traktus digestivus atas. Akan tetapi, tumor ini juga bisa ditemukan pada kolon walaupun hanya sekitar 5% dari kebanyakan.
- Limfoma, yaitu jenis kanker kolorektal yang menyerang dari kelenjar getah bening di kolon maupun rektum.
- Sarkoma adalah jenis kanker kolorektal yang awalnya tumbuh dari pembuluh darah, lapisan otot, maupun jaringan ikat di kolon atau rektum.
Gejala kanker kolorektal
Lalu, apa saja sih gejala yang dirasakan oleh penderita kanker kolorektal? Biasanya, pada tahap awal pertumbuhan kanker, penderita tidak akan merasakan gejala apapun. Penderita akan merasakan gejala kanker kolorektal ketika kanker sudah naik ke tahap lebih lanjut.
Nah, karena kanker kolorektal ini menyerang usus besar maupun rektum, penderita kanker kolorektal memungkinkan merasakan gejala yang berbeda-beda. Gejala kanker kolorektal yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut.
- Sembelit atau diareÂ
- Perdarahan di rektum
- Perut terasa nyeri seperti ditusuk-tusuk jarum
- Buang air besar terasa tidak tuntas
- Buang air besar berdarah
- Tubuh lemah dan berat badan menurun tanpa ada alasan yang jelas
- Mual dan muntah
Pada tingkat yang parah, gejala kanker juga berbeda-beda karena tergantung dari seberapa luas sel kanker telah menyebar.Â
Penyebab terjadinya kanker kolorektal
Penyebab kanker kolorektal belum diketahui secara pasti. Namun, layaknya semua jenis kanker, kanker kolorektal terjadi ketika sel-sel di dalam tubuh tumbuh secara tidak normal dan membentuk tumor. Seiring berjalannya waktu, tumor akan berkembang dan merusak jaringan sehat di sekitarnya.
Kanker kolorektal juga bisa terbentuk dari polip (pertumbuhan abnormal) pada lapisan kolon atau rektum karena beberapa polip yang terdapat dalam tubuh selama bertahun-tahun dapat berubah menjadi kanker.
Berikut ini merupakan faktor-faktor lain yang dapat menjadi penyebab kanker kolorektal.
- Berusia 50 tahun atau lebih
- Memiliki keluarga yang pernah mengalami kanker atau polip kolorektal
- Memiliki keluarga yang pernah mengalami kanker payudara di bawah usia 50 tahun
- Menderita radang usus, baik kolitis ulseratif maupun penyakit Crohn
- Menderita diabetes
- Obesitas atau berat badan berlebih
- Tidak menjalani pola hidup sehat
- Menjalani radioterapi (terapi radiasi) di area perut
Stadium kanker kolorektal
Jika hasil biopsi menunjukkan adanya kanker, biasanya dokter akan melakukan tes lebih lanjut. Tes tersebut dilakukan guna menentukan tingkat keparahan atau stadium kanker kolorektal yang dialami. Stadium tersebut bergantung pada apakah tumor telah menyerang jaringan di dekatnya, telah menyebar atau tidak, dan bagian tubuh mana yang terserang.
Stadium 0
Kanker stadium ini muncul di permukaan dinding terdalam rektum atau kolon yang disebut juga dengan carcinoma in situ. Biasanya, kanker ini dikenal sebagai prakanker karena sel-sel kanker belum berkembang dan menyebar.
Stadium 1
Stadium 1 ini kanker sudah menembus hingga lapisan otot kolon atau rektum, tetapi belum menyebar ke luar dinding kolon.
Stadium 2
Kanker sudah mulai menyebar ke dinding kolon, ke luar dinding kolon/rektum, dan ke organ lain yang terdekat. Namun, kanker stadium 2 ini belum menyebar ke kelenjar getah bening.
Stadium 3
Kanker stadium 3 sudah menyebar ke luar dinding kolon/rektum dan ke satu atau lebih kelenjar getah bening di dekatnya. Akan tetapi, kanker stadium ini belum menyebar ke bagian lain dari tubuh.
Stadium 4
Kanker sudah menembus dinding kolon/rektum dan menyebar ke organ yang jauh dari usus besar, misalnya hati atau paru-paru dengan ukuran tumor yang berbeda-beda.
Diagnosis kanker kolorektal dan biayanya
Untuk mengetahui diagnosis kanker kolorektal dapat dilakukan dengan skrining. Selain itu, dokter juga akan memeriksa riwayat pribadi dan keluarga pasien. Ada beberapa macam skrining kanker kolorektal yang biasanya dilakukan, yaitu sebagai berikutÂ
1. Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan tinja ini meliputi tes darah samar dan deteksi sel kanker pada tinja. Pemeriksaan ini dilakukan guna mendeteksi keberadaan kanker kolorektal sedini mungkin.Â
Namun, hal tersebut tergantung dari jenis kankernya. Dokter hanya bisa menyarankan agar skrining dilakukan setiap 1-3 tahun sekali.
Biaya pemeriksaan prosedur satu ini berkisar antara Rp60.000 – Rp470.000 tergantung dari faskes yang dituju.
2. Sigmoidoskopi
Sigmoidoskopi adalah skrining yang dilakukan dengan memasukkan selang tipis berkamera (sigmoidoskop) dari anus ke bagian bawah kolon. Skrining sigmoidoskopi biasanya dilakukan tiap 5-10 tahun sekali dengan disertai tes darah samar setiap tahun.
Biaya pemeriksaan prosedur satu ini berkisar antara Rp1.200.000 – Rp23.000.000 tergantung dari rumah sakit yang dituju.
3. Kolonoskopi
Prosedur kolonoskopi hampir sama seperti sigmoidoskopi. Namun,selang yang digunakan pada kolonoskopi memiliki ukuran lebih panjang. Tes ini disarankan untuk dilakukan tiap 10 tahun sekali.
Biaya pemeriksaan prosedur satu ini berkisar antara Rp3 jutaan – Rp10 jutaan tergantung dari rumah sakit yang dituju.
4. Kolonoskopi virtual (CT colonography)
Kolonoskopi virtual biasanya dilakukan dengan menggunakan mesin CT scan. Skrining ini menampilkan gambar usus besar secara keseluruhan untuk dianalisis dan disarankan untuk dilakukan tiap 5 tahun sekali.
Biaya pemeriksaan prosedur satu ini berkisar antara Rp400 ribuan – Rp2 jutaan tergantung dari rumah sakit yang dituju.
Apabila si penderita mengalami gejala kanker kolorektal, biasanya dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan, seperti pemeriksaan tumor pada jaringan yang dibiopsi, tes darah, dan pemindaian.
Tanda harus ke dokter
Kanker kolorektal adalah jenis kanker yang seringkali tidak memunculkan gejala apabila masih berada di tahap awal. Oleh sebab itu, sangat dianjurkan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter terkait perlu atau tidaknya skrining kanker kolorektal. Apalagi, jika kamu memiliki risiko terkena kanker kolorektal.
Nah, bagi kamu yang sudah berusia di atas 45 tahun, tes skrining ini sangat dianjurkan guna mendeteksi dini kanker kolorektal. Akan tetapi, sebaiknya didiskusikan terlebih dulu dengan dokter mengenai jenis skrining yang tepat yang perlu kamu lakukan.
Pengobatan kanker kolorektal yang bisa dilakukan
Ada beberapa metode pengobatan kanker kolorektal yang bisa dilakukan. Layaknya pengobatan kanker pada umumnya, pengobatan kanker kolorektal juga tergantung pada kondisi kesehatan pengidap, lokasi, dan stadium kanker kolorektal atau tingkat penyebarannya.Â
Berikut pengobatan kanker kolorektal yang bisa dilakukan.
1. Operasi
Operasi merupakan metode utama untuk mengatasi kanker kolorektal. Ada beberapa jenis operasi, yaitu polipektomi, endoscopic mucosal resection, bedah laparoskopi, dan partial colectomy.
Jika pasien yang menjalani pengangkatan bagian kolon atau rektum yang terkena kanker, biasanya dokter akan melakukan anastomosis atau penyatuan masing-masing ujung saluran cerna yang telah dipotong dengan cara dijahit.Â
Pada kasus kanker dengan bagian yang sehat hanya tersisa sedikit, untuk mengatasinya biasanya dilakukan kolostomi. Kolostomi ini merupakan pembuatan lubang (stoma) di dinding perut.Â
Nantinya, stoma dibuat tersambung ke ujung usus yang sudah dipotong guna mengeluarkan feses melalui dinding perut. Kemudian, feses yang keluar akan ditampung dalam sebuah kantong yang tertempel pada bagian luar dinding perut.Â
2. Kemoterapi
Kemoterapi adalah metode pengobatan kanker kolorektal yang mungkin sering kamu dengar. Pengobatan kanker kolorektal ini adalah dengan memberikan obat-obatan untuk membunuh atau menghancurkan sel kanker.Â
Kemoterapi dapat dilakukan sebelum operasi untuk mengecilkan ukuran kanker agar mudah diangkat. Selain itu, kemoterapi juga merupakan metode pengobatan kanker kolorektal yang bisa dilakukan setelah operasi guna mengurangi risiko kanker kolorektal kembali kambuh.
3. Terapi target
Terapi target adalah metode pengobatan kanker kolorektal selanjutnya. Terapi target ini bisa dilakukan dengan memberikan obat-obatan yang secara spesifik menargetkan gen, protein, atau jaringan tubuh yang berkontribusi dalam perkembangan sel-sel kanker.Â
Terapi ini berfungsi memperlambat pertumbuhan sel kanker dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada sel-sel yang sehat.
4. Imunoterapi
Pada pengobatan imunoterapi, pasien akan diberikan obat-obatan yang merangsang daya tahan tubuh untuk melawan sel kanker. Biasanya, terapi ini ditujukan untuk pasien kanker kolorektal stadium lanjut.Â
Sebab, imunoterapi bekerja dengan dua cara, yakni obat mendorong sistem kekebalan tubuh guna menyerang sel kanker dan obat dengan kandungan senyawa buatan yang meniru cara kerja sistem kekebalan tubuh.
5. Radioterapi
Radioterapi atau terapi radiasi adalah metode pengobatan kanker kolorektal yang menggunakan sinar-X atau proton untuk membunuh sel kanker.Â
Pengobatan kanker ini dapat dilakukan dengan menembakkan sinar radiasi dari mesin radioterapi ke lokasi kanker atau dengan menempatkan material radioaktif ke dalam tubuh pasien (brakiterapi).
Nah, biasanya radioterapi ini dilakukan sebelum operasi untuk mengecilkan ukuran kanker atau bisa juga dilakukan setelah operasi guna menghancurkan sel kanker yang mungkin tertinggal. Jika diperlukan, radioterapi ini dapat dikombinasikan dengan kemoterapi.
6. Ablasi
Metode pengobatan kanker kolorektal selanjutnya adalah ablasi. Ablasi digunakan untuk menghancurkan kanker yang yang telah menyebar ke hati atau paru-paru dengan diameter kurang dari 4 cm.Â
Ablasi terbagi menjadi empat teknik, di antaranya radiofrequency ablation, microwave ablation, Ethanol ablation, dan cryosurgery atau cryotherapy.
7. Embolisasi
Embolisasi adalah metode pengobatan kanker kolorektal yang digunakan untuk menghancurkan kanker kolorektal yang telah menyebar ke liver yang berdiameter lebih dari 5 cm.Â
Teknik ini bertujuan untuk menyumbat arteri liver yang memberi asupan nutrisi dan oksigen ke kanker.Â
Terdapat tiga cara yang dilakukan saat embolisasi, yaitu embolisasi arteri dengan memasukkan zat penyumbat arteri melalui kateter, kemoembolisasi dengan mengkombinasikan embolisasi arteri dan kemoterapi, serta radio embolisasi yang dilakukan dengan mengkombinasikan embolisasi arteri dengan radioterapi.
Lindungi diri dengan asuransi kesehatan
Menyiapkan asuransi kesehatan untuk berjaga-jaga agar tak mengalami kesulitan dari risiko yang dapat ditimbulkan dari penyakit ganas seperti kanker kolorektal patut dilakukan.
Dengan memiliki perlindungan berupa asuransi kesehatan, kamu dapat lebih fokus pada penyembuhan tanpa perlu pusing dengan biaya yang perlu ditanggung. Sebab, biaya pengobatan maupun pemeriksaan sudah ditanggung oleh pihak asuransi.
Jangan lupa untuk memberikan perlindungan tambahan seperti asuransi penyakit kritis yang dapat menanggung biaya pengobatan penyakit kritis seperti kanker, stroke, serangan jantung, hingga gagal ginjal.
Asuransi jenis ini dapat menanggung semua biaya perawatan dan pengobatan nasabahnya yang terkena musibah penyakit kronis. Tentunya, memiliki asuransi dapat mengurangi rasa khawatir dan cemas yang ditimbulkan akibat tagihan dari berbagai prosedur pengobatan.
Itulah informasi mengenai kanker kolorektal yang perlu kamu tahu. Semoga informasi tadi bermanfaat!Â
FAQ
Apa saja penyebab kanker kolorektal?
Penyebab kanker kolorektal di antaranya adalah berusia 50 tahun atau lebih, memiliki riwayat penyakit kanker atau polip kolorektal, adanya keluarga yang memiliki riwayat kanker kolorektal atau kanker payudara di bawah usia 50 tahun, terdapat anggota keluarga yang pernah mengalami kanker atau polip kolorektal, menderita radang usus, diabetes, obesitas, dan tidak menjalani pola hidup sehat.
Apa ciri kanker usus stadium awal?
Adapun ciri-ciri atau gejala awal kanker usus besar, yaitu terasa nyeri di peru, adanya darah pada tinja, perut masih terasa penuh walau sudah buang air besar, terjadi penurunan berat badan tanpa sebab, serta tubuh lebih lemah dan lesu.
Kanker usus besar apakah bisa disembuhkan?
Pada kondisi yang belum parah, kanker usus besar atau kolon dan rektum stadium 1,2, dan 3 masih dapat disembuhkan dengan pengobatan. Akan tetapi, pada kanker usus besar (kolon) stadium 3 yang sudah parah dan stadium 4 tidak sudah tidak dapat disembuhkan. Meski begitu, pasien harus tetap rutin menjalani pengobatan kanker kolorektal.
Apa yang dirasakan penderita kanker usus?
Stadium 1 kanker usus gejalanya mirip dengan gangguan pencernaan, misalnya terdapat infeksi usus, radang usus, sindrom iritasi usus, ambeien, dan lainnya. Selain itu, penderita juga akan merasa perubahan pada kebiasaan buang air besar, seperti jadi sering sembelit atau diare. Bahkan, buang air besar pun rasanya tidak pernah tuntas. Tidak hanya itu, penderita kanker usus juga mengalami gejala seperti kram perut, lemas, dan penurunan berat badan.