Kanker Nasofaring – Gejala, Penyebab, dan Biaya Pengobatan
Apa itu kanker nasofaring? Kanker nasofaring adalah salah satu jenis kanker yang tumbuh dan menyerang jaringan yang ada pada nasofaring.
Kanker nasofaring sendiri merupakan jenis kanker yang lebih umum ditemukan, khususnya untuk jenis-jenis kanker yang menyerang area kepala dan leher.Â
Nasofaring adalah bagian tenggorokan yang terletak di balik langit-langit mulut dan juga di belakang tenggorokan.
Nasofaring menjadi jalur pernapasan dari hidung ke tenggorokan yang kemudian akan diteruskan menuju ke paru-paru.Â
Biasanya ketika terserang kanker ini, seseorang akan mendapati beberapa ciri kanker nasofaring, mulai dari gangguan napas, gangguan pendengaran, serta gangguan berbicara.
Dari banyaknya kasus kanker nasofaring yang terjadi, tidak sedikit di antaranya yang bisa melewatinya dengan baik.
Bahkan, tak sedikit juga terdengar kisah nyata sembuh dari kanker nasofaring berkat deteksi dan penanganan yang tepat.Â
Sama halnya dengan jenis kanker lainnya, kanker nasofaring juga terbagi menjadi empat stadium.
- Stadium I adalah saat sel yang abnormal sudah tumbuh menjadi kanker.
- Stadium II adalah ketika sel kanker sudah mulai membesar dan mulai menyebar ke kelenjar getah bening pada salah satu sisi.
- Stadium III jika kanker nasofaring sudah menyebar ke kedua sisi kelenjar getah bening, ke tulang, ataupun ke leher.
- Stadium IV adalah ketika kanker telah menyebar ke jaringan tubuh.
- Pada kasus kanker nasofaring stadium 4A, kanker telah menyebar ke beberapa bagian, seperti mata, kelenjar air liur, otak, dan tenggorokan.
- Kanker nasofaring stadium 4B adalah ketika sel kanker menyebar ke organ tubuh yang cukup jauh, misalnya paru-paru atau tulang selangka.
Nah, untuk lebih memahami tentang apa itu kanker nasofaring, apa saja ciri ciri kanker nasofaring, dan apakah kanker nasofaring bisa sembuh, mari kita simak ulasannya berikut ini.
Gejala kanker nasofaring
Pada banyak kasus, kanker nasofaring yang masih pada tahap awal ternyata tidak menunjukkan gejala apa pun.
Kanker ini akan menunjukkan gejala ketika sudah mulai menyebar ke organ lain. Itu berarti kanker juga sudah merambah ke stadium lanjut.
Organ yang paling sering terpapar kanker nasofaring adalah kelenjar getah bening yang ada di sekitar nasofaring.Â
Umumnya gejala awal yang ditunjukan adalah berupa munculnya benjolan atau pembengkakan pada dua sisi leher. Benjolan ini jika disentuh akan terasa keras, tapi tidak menimbulkan rasa nyeri.Â
Adapun gejala atau ciri kanker nasofaring yang juga kerap muncul:
- Terus mengalami hidung tersumbat atau pilek.
- Mimisan.
- Mengalami gangguan pendengaran.
- Telinga terasa tidak nyaman dan sering berdengung.
- Sakit kepala.
- Infeksi telinga yang berulang.
- Kebas atau mati rasa pada bagian wajah.
- Merasa sulit membuka mulut.
- Sakit tenggorokan.
- Penglihatan kabur atau terlihat berbayang.
Jika kamu merasakan adanya beberapa gejala di atas, lebih baik untuk segera melakukan pemeriksaan atau deteksi agar segera mendapatkan penanganan yang tepat oleh dokter jika terbukti diagnosis kankernya. Â
Penyebab kanker nasofaring
Penyebab kanker nasofaring memang belum bisa ditentukan secara pasti, tapi ada dugaan bahwa penyakit ini berkaitan erat dengan keberadaan virus Epstein-Barr (EBV). Virus ini umumnya hidup pada air liur.
Beberapa orang yang terpapar virus ini akan sembuh dengan sendirinya tanpa ada gejala yang berarti. Hal ini dikarenakan virus dapat ditangani dengan baik oleh imun tubuh.
Namun, pada beberapa orang yang lainnya, DNA dari virus ini bisa bercampur dengan DNA sel nasofaring. Kemudian sel nasofaring pun tumbuh secara abnormal dan terus berkembang menjadi sel kanker.Â
Lalu kaitannya dengan virus EBV ini memunculkan pertanyaan, apakah kanker nasofaring menular? Hingga saat ini hal tersebut masih terus dikaji.
Namun, sejauh ini dijelaskan bahwa kanker nasofaring tidaklah menular. Sebab pertumbuhan sel kanker terjadi pada masing-masing tubuh manusia dan tidak saling menularkan.
Kanker hanya menularkan dari satu organ ke organ lain dalam satu tubuh yang sama.Â
Nah, selain dugaan virus Epstein-Barr (EBV) sebagai pemicu kanker nasofaring, ternyata ada beberapa faktor yang dapat membuat seseorang lebih berisiko terpapar kanker tersebut, yaitu:
- Laki-laki dengan usia dari 30-50 tahun.
- Adanya riwayat keluarga yang terpapar kanker nasofaring.
- Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang diawetkan dengan garam.
- Merokok dan mengkonsumsi alkohol.
- Adanya riwayat gangguan telinga, hidung serta tenggorokan atau THT, misalnya otitis media, rhinitis, atau polip hidung.
- Sering terpapar formaldehida atau serbuk kayu.
Untuk memperkecil risiko, biasanya ada beberapa makanan pantangan kanker nasofaring semisal makanan olahan yang banyak mengandung nitrit (zat karsinogenik), mulai dari daging asap, makanan olahan dari ikan, dan sebagainya.
Pengobatan kanker nasofaring
Tindakan pengobatan terhadap suatu penyakit tertentu pastinya mengharapkan hasil berupa kesembuhan, begitu juga dengan pengobatan terhadap kanker nasofaring.
Meski kanker memang dikenal sebagai penyakit yang cukup mematikan, tapi banyak sekali cerita penderita kanker nasofaring yang membagikan kisah pengalaman sembuh dari kanker nasofaring tersebut.Â
Umumnya dokter akan memberikan tindakan pengobatan sesuai dengan kondisi pasien, tingkat atau stadium kanker, juga analisis terhadap respons sel kanker pada pengobatan yang sudah dilakukan.
Hal ini menjadikan setiap pasien mungkin akan mendapatkan tindakan pengobatan yang berbeda.
Dokter mungkin akan melakukan tindakan pengobatan tunggal, misalnya bedah atau kemoterapi saja. Namun, bisa juga kombinasi dari beberapa metode, misalnya bedah dan radioterapi.
Adapun beberapa tindakan pengobatan yang umum dilakukan dokter untuk menangani kanker nasofaring, yaitu:
1. Kemoterapi
Kemoterapi adalah pengobatan kanker nasofaring dengan cara memberikan beberapa obat kanker nasofaring yang bertujuan untuk membunuh sel kanker yang ada.
Adapun beberapa jenis obat yang diberikan:
- Epirubicin (EllenceÂŪ),
- Gemcitabine (GemzarÂŪ),
- Doxorubicin (AdriamycinÂŪ),
- Carboplatin (ParaplatinÂŪ),
- Methotrexate,
- Docetaxel (TaxotereÂŪ),
- Paclitaxel (TaxolÂŪ) atau Bleomycin.
Pengobatan dengan metode kemoterapi ini biasanya dipadukan juga dengan radioterapi atau imunoterapi.Â
2. Radioterapi
Pengobatan dengan metode radioterapi ini umumnya dilakukan pada pasien kanker nasofaring stadium awal yaitu stadium 1 atau 2.
Pengobatan ini mengandalkan partikel atau energi x-ray guna membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel kanker pada area nasofaring, leher atau juga kelenjar getah bening di sekitarnya.
Ada beberapa metode radiasi yang sering dilakukan dokter, yaitu metode External-beam radiation therapy (EBRT), Brachytherapy, terapi portion, dan Stereotactic radiosurgery.Â
Efek samping radioterapi kanker nasofaring biasanya berupa nyeri tulang, mual, iritasi pada kulit di bagian leher dan wajah, merasa kelelahan, sulit menelan, sariawan, dan juga sakit tenggorokan.Â
3. Operasi atau pembedahan
Pada kasus yang umum terjadi tindakan operasi pada pasien kanker nasofaring sangat jarang dilakukan.
Tindakan bedah pada penyakit ini memang dirasa sangat sulit sebab pada area ini terdapat banyak saraf dan juga pembuluh darah yang vital.Â
Jika tindakan operasi akhirnya harus dilakukan, biasanya terdapat beberapa pertimbangan, seperti:
- Kanker yang diderita berjenis adenokarsinoma yang mana kanker ini tidak akan mudah merespon pada tindakan pengobatan kemoterapi atau radiasi.
- Kanker nasofaring kembali kambuh atau muncul setelah tindakan radiasi berhasil menghancurkan sel kanker sebelumnya.
Jika dokter harus melakukan tindakan pengangkatan kanker, maka biasanya kelenjar getah bening juga akan ikut diangkat. Sebab area ini merupakan area yang paling rawan tertular kanker nasofaring.
4. Imunoterapi
Imunoterapi adalah pengobatan dengan cara memberikan obat-obatan tertentu yang dapat memicu sistem kekebalan tubuh pasien agar dapat melawan sel kanker yang berkembang dalam tubuh mereka.
Obat yang kerap digunakan misalnya cetuximab atau pembrolizumab. Obat ini harus dikonsumsi sesuai dengan anjuran dan aturan dokter karena biasanya dokter akan memberikan resep sesuai kondisi tiap-tiap pasien.Â
Pengobatan yang dilakukan umumnya adalah bertujuan untuk memperbesar peluang sembuh kanker nasofaring. Pada beberapa tingkat stadium yang berbeda, harapan sembuh pasien juga akan berbeda.
Biasanya harapan sembuh atau hidup pasien kanker dinyatakan dengan 5-year survival rate.
Adapun tingkat 5-year survival rate untuk pasien kanker nasofaring stadium 1 adalah 72%, stadium 2 64 %, stadium 3 62% dan stadium 4 38%.
Ini artinya dari 100 orang penderita kanker nasofaring stadium 4, maka 38 diantaranya masih bisa hidup hingga 5 tahun setelah mendapatkan diagnosisnya.Â
Lalu apakah kanker nasofaring stadium 4 bisa sembuh? Biasanya pasien kanker termasuk juga yang stadium 4 tidak bisa dinyatakan sembuh, namun dinyatakan relaps atau remisi.
Maksudnya adalah bahwa pasien kanker ini sudah diberikan terapi dan juga evaluasi, dan dikatakan bahwa sudah tidak ada sel kanker di dalam tubuhnya.
Meski begitu mereka tetap harus melakukan kontrol secara teratur, sebab kanker bisa jadi kambuh lagi bahkan dalam masa remisi atau relaps 10 tahun.Â
Biaya pengobatan kanker nasofaring
Biaya pengobatan untuk tiap pasien kanker nasofaring mungkin bisa jadi berbeda. Hal ini tergantung pada tingkat stadium kanker yang diderita sehingga berpengaruh pada tindakan pengobatan yang dilakukan.
Selain itu, pemilihan fasilitas kesehatan juga bisa jadi faktor pembeda dalam menentukan biaya pengobatan kanker nasofaring.Â
Namun sebagai gambaran, berikut adalah perkiraan kasar biaya pengobatan yang harus dikeluarkan oleh pasien penderita kanker nasofaring:
- Biaya radioterapi umumnya bisa mencapai Rp20 juta untuk beberapa kali pemberian tindakan
- Biaya kemoterapi untuk kanker stadium ringan biasanya mencapai Rp4 jutaan dan untuk stadium berat bisa mencapai hingga Rp12 jutaan
- Biaya operasi kanker nasofaring bisa jadi menyentuh angka Rp40 jutaan-Rp50 jutaan, ini juga belum termasuk dengan tindakan gabungan lain misalnya radioterapi atau kemoterapi
- Biaya imunoterapi adalah sekitar Rp30 jutaan-Rp40 jutaan, ini untuk pemberian obat sekali dalam tiga minggu
Apakah asuransi menanggung biaya pengobatan kanker nasofaring?
Asuransi kesehatan swasta terutama untuk asuransi dasar umumnya tidak menanggung biaya pengobatan kanker.
Hal ini karena kanker termasuk dalam pengecualian, dan tergolong dalam daftar penyakit kritis bersama dengan ginjal, jantung, hipertensi, dan sebagainya.
Biasanya untuk mendapatkan perlindungan atau pertanggungan terhadap penyakit kanker, kamu harus membeli produk asuransi rider atau tambahan yang ditujukan khusus untuk memberikan pertanggungan terhadap berbagai penyakit kritis.
Meskipun begitu, pasien kanker juga mungkin tidak bisa mendapatkan pertanggungan biaya pengobatan secara penuh dari perusahaan asuransi.
Hal ini karena biaya pengobatan kanker bisa jadi sangat tinggi sehingga limit yang diberikan tidak mencukupi atau sudah melebihi batas.Â
Di sisi lain, asuransi kesehatan negara atau BPJS ternyata juga menanggung biaya pengobatan kanker. Tentu saja pasien tetap harus mengikuti semua alur pengobatan yang berlaku.
Tentunya tidak semua tindakan pengobatan dan pemberian obat juga ditanggung oleh negara, seperti misalnya pemberian obat imunoterapi yang saat ini belum ditanggung oleh BPJS.Â
Rumah sakit di Indonesia yang mengobati kanker nasofaring?
Berikut ini adalah daftar beberapa rumah sakit yang bisa menangani penyakit kanker nasofaring.
1. RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
- Alamat: Jl. Diponegoro No.71, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia
- Telepon: 021-1500135
2. RSUP Fatmawati
- Alamat : Jl. RS. Fatmawati Raya No.4, RT.4/RW.9, Cilandak Bar., Kec. Cilandak, Kota Jakarta Selatan
- Telepon : (021) 7501524
3. RSUP Dr. Sardjito
- Alamat: Jl. Kesehatan No.1, Sendowo, Sinduadi, Kec. Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
- Telepon: (0274) 631190
4. RSUP Persahabatan
- Alamat: 16, Jl. Persahabatan Raya No.1, RT.16/RW.13, Rawamangun, Kec. Pulo Gadung, Kota Jakarta Timur
- Telepon: (021) 4891708
5. RS JIH
- Alamat: Jl. Adi Sucipto No.118, Jajar, Kec. Laweyan, Kota Surakarta
- Telepon: (0271) 7469100
6. RSUP Dr. Kariadi
- Alamat: Jl. DR. Sutomo No.16, Randusari, Kec. Semarang Sel., Kota Semarang, Jawa Tengah
- Telepon: (024) 8413476
7. Siloam Hospitals
- Alamat: Jalan Garnisun Dalam No 2-3, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
- Telepon: (021) 29962888
Rumah sakit di Penang yang mengobati kanker nasofaring?
Selain menjalani pengobatan di rumah sakit lokal, umumnya pasien dari Indonesia juga banyak melakukan pengobatan ke Penang, Malaysia. Adapun beberapa rumah sakit yang kerap dituju, yaitu:
1. Georgetown Specialist Hospital
- Alamat: 12A, Jln Masjid Negeri, 11600 Georgetown, Pulau Pinang, Malaysia
- Telepon: +60 4-827 5118
2. Loh Guan Lye
- Alamat: 238, Jalan Macalister, 10400 Georgetown, Pulau Pinang, Malaysia
- Telepon: +60 4-238 8888
3. Island Hospital
- Alamat: 308 Macalister Road, Penang
- Telepon: +60 4-238 3388
4. Gleneagles Penang
- Alamat: 1, Jalan Pangkor, 10050 Georgetown, Pulau Pinang, Malaysia
- Telepon: +60 4-222 9111
5. Mount Miriam Cancer Hospital
- Alamat: 23, Jalan Bulan, Tanjung Tokong, 11200 Tanjung Bungah, Pulau Pinang, Malaysia
- Telepon: +60 4-892 3999
FAQ
Apakah kanker nasofaring bisa sembuh?
Pada kasus kanker nasofaring stadium awal, pasien memiliki peluang untuk bisa sembuh.
Namun, jika sudah memasuki stadium lanjut, umumnya pasien hanya dinyatakan remisi atau relaps, yaitu kondisi yang mana sel kanker telah hilang, tapi tetap memiliki kemungkinan kambuh dalam masa relaps 10 tahun.
Di mana letak kanker nasofaring?
Kanker nasofaring ada di organ nasofaring, tepatnya bagian tenggorokan yang terletak di balik langit-langit mulut dan juga di belakang tenggorokan.
Bagaimana cara mengatasi kanker nasofaring?
Cara mengatasi kanker nasofaring adalah dengan melakukan beberapa tindakan pengobatan, mulai dari radioterapi, kemoterapi, bedah atau operasi dan juga imunoterapi.
Dokter mungkin juga akan melakukan tindakan paliatif, yaitu tindakan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengurangi gejala yang dirasakan.